Saterdag 04 Mei 2013

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN DISMINORE

Pengertian Menstruasi
Setiap bulan, secara periodik, seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi, yaitu menstruasi. Menstruasi merupakan meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur matang yang dibuahi oleh sperma. Peristiwa itu begitu wajar dan alami sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu.
Seorang wanita subur, selama kira-kira 38 tahun dalam hidupnya dan setiap bulannya, akan melepaskan sel telur matang yang dikeluarkan secara bergantian dari salah satu indung telur. Pematangan telur dirangsang oleh organ kecil yang berada di dasar otak yang disebut hipofisis.
Selama menstruasi, proses pematangan telur telah dimulai. Sesudah 14 hari, proses pematangan telah selesai dan telur melepaskan diri dari indung telur (ovulasi). Silia yang mengelilingi saluran telur akan menangkap telur tersebut. Melalui saluran telur, telur menuju ke arah ruang rahim. Di saluran telur, sel telur dapat bertemu dengan sperma (benih dari pria) yang datang dari arah yang berlainan (dari ruang rahim).
Telur dapat dibuahi oleh satu benih sperma (ada kira kira 200 juta sperma yang masuk melalui vagina). Jika telur yang telah dibuahi itu sampai ke ruang rahim, selaput lendir ruang rahim telah siap untuk menerima telur. Sebelumnya, rahim telah menerima isyarat melalui hormon esterogen dan progesteron bahwa akan datang sel telur yang telah matang. Selaput lendir ruang rahim mempersiapkan diri dengan baik untuk dapat menerima telur.
Jika dalam perjalanannya telur tidak bertemu dengan sperma, telur akan mati beberapa jam setelah lepas dari indung telur. Selaput lendir ruang rahim seakan-akan sia-sia mempersiapkan diri untuk menerima telur. Hipofisis juga memperhatikan hal tersebut. Kira-kira 14 hari setelah pelepasan telur, lapisan paling luar dari selaput lendir rahim (endometrium) diberi isyarat bahwa bagian tersebut perlu mengalami peluruhan . maka secara tiba-tiba, lapisan tersebut lepas atau meluruh sehingga menyebabkan perdarahan. Ha seperti itulah yang dimnamakan haid atau menstruasi.

Pengertian Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi adalah perdarahan menstruasi yang tidak normal dalam hal panjang siklus, lama siklus, jumlah darah siklus dan nyeri. Hal ini melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan emdometrium.
Fisiologi menstruasi normal adalah sebagai berikut:
*      Siklus berlangsung antara 23_35 hari atau 21_31 hari.
*      Estrogen dihasilkan oleh folikel dan korpus luteum.
*      Peningkatan estrogen depengaruhi hanya oleh corpus luteum.
*      Korpus luteum hanya ada jika terjadi ovulasi.
*      Korpus luteum hanya dapat bertahan ± 10_14 hari.
*      Fase luteal ± 14 hari (hampir selalu tetap).
*      Fase folikulogenesis (proliferasi) bervariasi ±7_21 hari.
  
Pengertian Desminore
Menstruasi merupakan proses yang lami dan wajar dalam kehidupan seorang wanita .Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, di antaranya adalah nyeri haid atau desminore.
Dismenore adalah rasa nyeri pada perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Dismonere biasanya terjadi akibat pelepasan berlebihan prostaglandin tertentu, prostaglandin F2 alfa,dari sel-sel endometrium uterus.
Dismenore juga dapat diartikan sebagai haid yang nyeri yang terjadi tanpa tanda-tanda infeksi atau penyakit panggul. Selain itu, Dismenorea juga memiliki arti sebagai nyeri uteri pada saat menstruasi. Dismenorea primer tidak dikaitkan dengan patologi pelvis dan bisa timbul tanpa penyakit organik. Intensitas dismonerea bisa berkurang setelah hamil atau pada umur sekitar 30 tahun. Jadi dapat disimpulkan definisi dari disminore adalah nyeri yang dirasakan wanita saat haid.

Macam-Macam Desminore
Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagi menjadi, dismenore spasmodik dan dismenore kongestif.
*      Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa haid atau segera setelah masa haid mulai. Banyak wanita terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan apa pun. Ada di antara mereka yang pingsan, merasa sangat mual, bahkan ada yang benar-benar muntah. Kebanyakan penderitanya adalah wanita muda walaupun dijumpai pula pada kalangan yang berusia 40 tahun ke atas. Dismenore spasmodik dapat diobati atau paling tidak dikurangi dengan lahirnya bayi pertama walaupun banyak pula wanita yang tidak mengalami hal seperti itu.
*      Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak berhari-hari sebelumnya bahwa masa haidnya akan segera tiba. Dia mungkin akan mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut kembung tidak menentu, bra terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada paha, merasa lelah atau sulit dipahami, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh, terganggu tidur, atau muncul memar di paha dan lengan atas dan sebagainya. Semua itu merupakan simptom pegal menyiksa yang berlangsung antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Proses menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang yang menderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik. 

Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati, nyeri haid dapat dibagi menjadi, dismenore primer dan dismenore sekunder.

*      Dismenore primer (idiopatik/fungsional)muncul pada permulaan menstruasi saat menarke, dan biasanya tidak terdapat dasar organik untuk nyeri tersebut, yang diyakini disebabkan oleh aktivitas abnormal saraf dan otot serviks uterus ataupun hormonal.. Sering dimulai pada waktu wanita mendapatkan haid hari pertama dan sering dibarengi rasa mual, muntah, dan diare. Gadis dan wanita muda dapat diserang nyeri haid primer. Dinamakan dismenore primer karena rasa nyeri timbul tanpa ada sebab yang dapat dikenali. Nyeri haid primer hampir selalu hilang sesudah wanita itu melahirkan anak pertama, sehingga dahulu diperkirakan bahwa rahim yang agak kecil dari wanita yang belum pernah melahirkan menjadi penyebabnya, tetapi belum pernah ada bukti dari teori itu. Etiologi patogenesis adalah teori prostaglandin terutama prostaglandin F2α. Pada akhir daur haid, kadar progesteron menurun, kadar prostaglandin dalam endometrium (dan darah haid) bertambah. peninggian kadar prostaglandin ini menyebabkan bertambahnya kontraksi otot uterus, menyebabkan timbulnya iskemi yang menimbulkan rasa sakit.:

*      Nyeri haid yang disebabkan karena kelainan yang jelas dinamakan dismenore sekunder. Nyeri menstruasi dimulai lebih lambat dan sering kali terkait dengan penyakit organik yang mendasari. Nyeri haid yang baru timbul 1 tahun atau lebih sesudah haid pertama dapat dengan mudah ditemukan penyebabnya melalui pemeriksaan yang sederhana. Jika pada usia 40 tahun ke atas timbul gejala nyeri haid yang tidak pernah dialami, penting sekali baginya untuk memeriksakan diri. Rasa nyeri biasanya mulai sebelum datang haid, dapat berlangsung sepanjang haid serta dapat pula disertai keluhan-keluhan lainnya seperti pendarahan banyak, disprareunia serta keputihan Nyeri haid sekunder dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
·         Rahim yang terbalik sehingga membuat darah haid tidak mudah dikeluarkan, tetapi penyebab itu lebih jarang daripada yang diperkirakan sebelumnya,
·         Benjolan besar atau kecil di rahim dapat menimbulkan keluhan perdarahan yang banyak atau sering disertai gumpalan darah.
·         Mioma uteri
·         adanya AKDR
·         Peradangan selaput lendir rahim. Hal itu biasanya hanya terjadi-dan jarang terjadi-sesudah persalinan atau keguguran. Peradangan dapat pula terjadi akibat penyakit kelamin yang dilalaikan.
·         Pemakaian spiral.
·         Endometriosis. Pertumbuhan jaringan lapisan rahim di tempat lain di dalam ruang panggul.
·         Fibroid atau tumor.
·         Infeksi pelvis.
Patogenesis dismenore sekunder :
·         kadar prostaglandin F2α dalam endometrium meningkat dengan adanya alat kontrasepsi dalam rahim
·         faktor : adanya sumbatan dalam uterus, kelainan anatomi rahim, regangan karena bekuan darah ataupun karena pertumbuhan jaringan menyebabkan bertambahnya kontraksi uterus akibatnya bertambah nyeri

Tanda dan Gejala Desminore
Menurut Arif Mansjoer (2000) tanda dan gejala dari dismenore adalah sebagai berikut:
·         Dimenore primer
o   Usia lebih muda, maksimal usia 15-25 tahun
o   Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur
o   Sering terjadi pada nulipara
o    Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastic
o   Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid
o   Tidak dijumpai keadaan patologi pelvic
o   Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
o   Sering memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa
o   Pemeriksaan pelvik normal
o   Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, nyeri kepala
·         Dismenore sekunder
o    Usia lebih tua, jarang sebelum usia 25 tahun
o    Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur
o    Tidak berhubngan dengan siklus paritas
o    Nyeri sering terasa terus menerus dan tumpul
o     Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
o    Berhubungan dengan kelainan pelvic
o     Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
o     Seringkali memerlukan tindakan operatif
o    Terdapat kelainan pelvik

Patofisiologi Desminore
Ada beberapa faktor yang terkait dengan dismenorea primer yaitu prostaglandin uterine yang tinggi, aktivotas uteri abnormal, dan faktor emosi/ psikologis. Belum diketahui dengan jelas bagaimana protaglandin bisa menyebabkan dismenorea tetapi telah diketahui bahwa wanita dengan dismenorea mempunyai prostaglandin yang 4 kali lebih tinggi dari pada wanita tanpa dismenorea. Dismenorea primer biasanya timbul pada hari pertama atau kedua dari menstruasi. Nyerinya bersifat kolik atau kram dan dirasakan pada abdomen.


Penatalaksanaan Desminore
Dismenorea primer dapat diatasi dengan inhibitor prostaglandin yang bisa menghalangi sintesis dan metabolisme prostaglandin. Obat anti-inflamasi nonsteroid (nonsteroidal anti-inflamatory drugs, NSAID) adalah obat yang efektif untuk menghambat sintesis prostaglandin. Contoh obat-obat ini adalah Ibuprofen, Naproxen, dan Ketoprofen. Disminorea sekunder diatasi dengan memperbaki penyebab organik.
Bagi sebagian besar wanita, obat-obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) yang menghambat terbentuknya prostaglandin, misalnya ibuprofen, dapat secara efektik mengurangi kram. Asetaminofen kurang membantu, karena bekerja dengan mekanisme yang berbeda dengan obat-obat anti-inflamasi terdahulu. Inhibitor prostaglandin harus digunakan pada saat tanda awal nyeri muncul atau pada tanda pertama pengeluaran darah haid. Hal ini dikarena kram akibat haid yang kuat dapat menyebabkan terjadinya endometris (pertumbuhan jaringan uterus di luar uterus yang menyebabkan nyeri) keluhan dismenore harus selalu dianggap serius dan harus dilakukan upaya untuk mengurangi insidensnya.
Selain itu penatalaksanaan yang dapat dilakukan menurut Sarwono (1999), adalah sebagai berikut :
*      Penerangan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenore adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu atau tahayul mengenai haid perlu dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.
*       Pemberian obat analgetik.
Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesic yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesic yang sering di berikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di pasaran ialah antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen.
*      Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud membuktikan bahwa gangguan benar-benar dismenore primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontasepsi.
*      Terapi alternative
Sebagai tambahan pemakaian obat penawar sakit tanpa resep, ada banyak yang dapat anda lakukan sendiri untuk membantu mengurangi kram menstruasi, dan dengan sedikit percobaan, anda pasti dapat menemukan cara untuk membawa kelegaan. Suhu panas merupakan ramuan tua yaitu dapat dilakukan dengan kompres handuk panas atau botol air panas pada perut atau punggung bawah. Mandi air hangat juga bisa membantu.
Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tidak hanya mengurangi stress dan orgasme juga dapat membantu dengan mengurangi tegangan pada otot-otot pelvis sehingga membawa kekenduran dan rasa nyaman.
Beberapa posisi yoga dipercaya dapat menghilangkan kram menstruasi. Salah satunya adalah peregangan kucing, yang meliputi berada pada posisi merangkak kemudian secara perlahan menaikkan punggung anda keatas setinggi-tingginya.

CONTOH KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA KESEHATAN REPRODUKSI
Nn. Y UMUR 19 TAHUN DENGAN DESMINORE
DI BPM SUTARTI PURWOREJO
Tgl.Masuk       : 22 Nov 2012                         jam                  : 16.00 WIB
No Register     : 2346                                      dirawat ruang  : Pemeriksaan
                   I.            PENGKAJIAN DATA tanggal: 23/11/2012 pukul: 16.00 WIB  oleh: bidan
A.    DATA SUBJEKTIF
1.      Identitas
Nama               : Nn. Y
Umur               : 19 Tahun
Agama             :Islam
Suku/Bangsa   : Jawa/Indonesia
Pendidikan      : SMA
Pekerjaan         : Mahasiswi
Alamat                        : Keburuhan, Purworejo
No Telp           : 081327446533

2.      Alasan Kunjungan
Ingin konsultasi dan memeriksakan diri mengenai menstruasi.
3.      Keluhan Utama
Nn. Y mengatakan Nyeri saat haid/ menstruasi.
4.      Riwayat Menstruasi
Menarche        :12 Tahun                    Konsistensi      : cair
Siklus              : 28 hari                       Teratur             : ya
Lama               : 6 hari                         Jumlah             :± 100 cc
Warna              : Merah kecoklatan.     Keluhan           : Nyeri haid

5.      Riwayat pernikahan
Status pernikahan        : belum menikah          lama                 :  --
Menikah ke                 : --                                Usia menikah ke-1: --

6.      Riwayat Obstetri
G..P...A..Ah...
Hamil ke
persalinan
nifas
tgl
Umur kehamilan
Jenis persalinan
komplikasi
laktasi
komplikasi

Belum pernah hamil dan melahirkan









7.      Riwayat Kontrasepsi Yang digunakan
no
Jenis kontrasepsi
pasang
lepas
tgl
oleh
tempat
keluhan
tgl
Oleh
tempat
Alasan

Belum pernah menggunakan kontrasepsi













8.      Data Kesehatan
a.       Riwayat penyakit yang sedang diderita: menurun(DM, Asma), menular (TBC, HIV), menahun (Jantung, ginjal).
Nn. Y mengatakan tidak pernah / sedang menderita penyakit menular (TBC, HIV/AIDS), penyakit menahun (jantung, ginjal), dan Penyakit Menurun (DM, Asma, Hipertensi).

b.      Riwayat penyakit keluarga: menurun(DM, Asma), menular (TBC, HIV), menahun (Jantung, ginjal).
Nn. Y mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit / sedang menderita penyakit menular (TBC, HIV/AIDS), penyakit menahun (jantung, ginjal), dan Penyakit Menurun (DM, Asma, Hipertensi).

c.       Riwayat operasi
Nn. Y mengatakan tidak pernah operasi.
d.      Riwayat alergi obat
Nn. Y mengatakan tidak alergi obat.

e.       Pola Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a.       Pola Nutrisi
Makan                                     Minum
Frekuensi         : 3 kali/hari                              5_6 kali/hari
Jenis                : nasi, lauk, sayur                     air putih, susu, jus
Porsi                : 1 piring                                  1 gelas
Pantangan       :  tidak ada                              tidak ada
Keluhan           :  tidak ada                              tidak ada

b.      Pola Eliminasi
BAB                                        BAK
Frekuensi         : 1 kali/ hari                             ± 4_5 kali/hari
Konsistensi      : lunak                                     cair
Bau                  : khas                                       khas
Warna              : kuning kecoklatan                 kuning jernih
Keluhan           : tidak ada                               tidak ada

c.       Istirahat
Tidur siang                              Tidur malam
Lama               :  2 jam /hari                            ±7 jam /hari
Keluhan           :  tidak ada                              tidak ada

d.      Personal Hygiene


Mandi              : 2 kali/ hari                 Gosok gigi      : 3 kali/hari
Keramas          : 3 kali / mingg            Ganti baju       : 2 kali/hari


e.       Pola Seksualitas
Coitus              : tidak ada
Keluhan           : tidak ada

f.       Data Psikologi (berkaitan dengan psikis klien, hubungan antar keluarga, tetangga, kegiatan ibadah)
        Nn. Y mengatakan mudah tersinggung atau mudah marah
        Hubungan dengan keluarga
Nn. Y mengatakan hubungan dengan keluarga baik.
        Hubungan dengan tetangga
Nn. Y mengatakan hubungan dengan ttangga baik.
        Ketaatan dalam beribadah
Nn. Y mengatakan beribadah sesuai dengan keyakinannya.

B.     DATA  OBYEKTIF
1.      Pemeriksaan Umum
Keadaan umum           : baik
Kesadaran                   : composmentis
Tanda vital


TD       :110/70mmHg
R         : 19 x/menit
BB       : 45 kg
Suhu    :36,8 ºC
Nadi    : 84 x/menit
TB       :150 cm





2.      Pemeriksaan fisik
Kepala                         : bentuk mesochepal, tidak ada masa, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, kulit kepala bersih.
Rambut           : bersih, tidak berketombe, warna hitam.
Wajah             : bentuk oval, tidak ada bekas luka, tidak oedema, tidak ada cloasma.
Telinga            : simetris, ada lubang telinga, ada gendang telinga, tidak ada serumen atau sekret, reflek pendengaran baik.
Mata                : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada infeksi, penglihatan baik.
Hidung           : simetris, bentuk hidung biasa, tidak ada polip, tidak ada secret.
Mulut               : simetris, tidak ada sariawan, bibir tidak pecah-pecah, gigi bersih dan tidak terjadi caries, gusi tidak bengkak, tidak ada pembekakan kelenjar tonsil, tidak ada tanda infeksi pada tenggorokan.
Leher               : tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tiroit, getah bening dan vena jugularis.
Dada                : dada simetris, terdapat payudara, tidak terdengar mengi saat bernafas, denyut jantung teratur, tidak tredapat retraksi dinding dada.
Mamae            :  simetris, puting susu mulai tampak (menonjol), tidak ada cekungan, masa, benjolan pada payudara, tidak terjadi hiperpigmentasi.
Abdomen        : tidak ada bekas operasi, tidak ada masa.
Genetalia        :bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini, tidak oedema, tidak ada varises, tidak terdapat secret.
Anus                : tidak ada hemoroid, ada lubang anus, anus bersih

Ekstermitas    
Atas                 : simetris, kuku tidak anemis, jari lengkap, tidak ada kelainan, reflek patela baik.
Bawah             : simetris, kuku tidak anemis, jari lengkap, tidak ada kelainan, reflek patela baik.
3.      Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada

                II.            INTERPRETASI DATA
a)        Diagnosa Kebidanan
Seorang Nn. Y umur 19 tahun haid hari kedua dengan desminore.
Data dasar:
Data Subjektif
        Nn. Y mengatakan berumur 19 tahun
        Nn. Y mengatakan ini haid hari yang kedua.
        Nn. Y mengatakan nyeri saat haid
Data Objektif
Keadaan umum           : baik
Kesadaran                   : composmentis
Tanda vital


TD       :110/70mmHg
R         : 19 x/menit
BB       : 45 kg
Suhu    :36,8 ºC
Nadi    : 84 x/menit
TB       :150 cm



b)        Masalah
Nn. Y mengatakan merasa cepat lelah, mudah tersinggung dan menjadi ceroboh.
Data dasar:
Data Subjektif
–Nn. Y mengatakan merasa cepat lelah serta mudah tersinggung

Data Objektif
        Nn. Y terlihat lemas, lelah dan mudah tersinggung.

             III.            TINDAKAN ANTISIPASI
Tidak ada.

             IV.            TINDAKAN SEGERA
Tidak ada.

                V.            PERENCANAAN              tgl:23/11/2012 Pukul: 16.15 WIB oleh: bidan
1.      Beritahu Nn. Y hasil pemeriksaan
2.      Jelaskan proses menstruasi (haid) pada Nn. Y
3.      Beritahu cara mengurangi rasa nyeri pada Nn. Y
4.      Beri KIE nutrisi seimbang pada Nn.Y
5.      Beri support dan dukunganmental pada Nn.Y
6.      Berikan terapi
7.      Sarankan klien untuk istirahat
8.      dokumentasi

             VI.             PELAKSANAAN           tgl:23/11/2012 pukul:16.18 WIB oleh: bidan
1.      Memberitahu klien bahwa pemeriksaan sudah dilakukan dan keadaan klien baik
Keadaan umum           : baik
Kesadaran                   : composmentis
Tanda vital


TD       :110/70mmHg
R         : 19 x/menit
BB       : 45 kg
Suhu    :36,8 ºC
Nadi    : 84 x/menit
TB       :150 cm


2.      Menjelaskan proses menstruasi kepada klien, bahwa menstruasi merupakan suatu proses yang normal yanga akan dialami setiap wanita subur. Hal ini biasanya diikuti oleh ketidaknyamanan yang timbul akibat perubahan kadar hormonal dalam tubuh.
3.      Memberitahu klien tentang cara mengurangi rasa nyeri dan ketegangan selama proses menstruasi berlangsung, yaitu:
        Istirahat yang cukup, dengan tidur siang 2 jam dan tidur malam 7_8 jam serta perbanyak minum air putih.
        Menggunakan heating pad (bantal pemanas), kompres handuk atau botol berisi air panas diperut dan punggung bawah, serta minum minuman yang hangat. Atau dengan mandi air hangat.
        Mengurangi rasa nyeri dengan aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Pijatan yang ringan dan melingkar dengan mengguankantelunjuk pada perut bagian akan membantui mengurangi nyeri haid.
4.      Memberitahu klien tentang kebutuhan nutrisi yang butuhkan dengan cara  meningkatkan pola makan, memakan makanan yang bergizi dan seimbang, seperti: nasi, sayur, lauk, buah jika perlu ditambah dengan susu serta perbanyak konsumsi makanan tinggi protein selama menstruasi.
5.      Memberikan support mental dan dukungan pada klien, agar lebig percaya diri dan tidak merasa takut dalam menghadapi masa mentruasi.
6.      Memberikan obat analgetik (asam mefenamad tablet diminum 3 kali sehari per-oral, atau jika sakit saja.
7.      Menganjurkan klien istirahat dan tidur yang cukup, serta olahraga dengan teratur (dengan memperbanyak jalan kaki). Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tidak hanya mengurangi stres tapi juga meningkatkan produksi endorfin otak, penawar sakitalami tubuh. Tidakada pembatasan aktivitas selama haid.
8.      Mendokumentasikan semua tindakan yang sudah di lakukan pada buku register, dan pada askeb.

          VII.            EVALUASI         tgl:23/11/2012 pukul: 16.25 WIB oleh: bidan
1.      Sudah dilakukan pemeriksaan dan Nn. Y mengerti dengan hasil pemeriksaan bahwa keadaannya baik.
2.      Nn. Y sudah mengerti tentang fisiologi menstruasi.
3.      Nn. Y sudah mengerti dan tahu tentang cara mengurangi rasa nyeri yang dialaminya dan bersedia melakukannya.
4.      Nn. Y sudah mengerti dan paham tentang nutrisi yang dibutuhkan selama menstruasi.
5.      Klien dapat menerima saran dan masukan yang bidan berikan dan klien sudah sedikit termotivasi.
6.      Sudah diberi obat analgetik (asam mefenamad) dan klien bersedia meminumnya 3 kali sehari per-oral atau jika sakit saja.
7.      Nn. Y bersedia untuk istirahat yang cukup
8.      Semua tindakan sudah didokumentasikan dibuku register bidan dan askeb.



1 opmerking: